tol-layang-mbz

Jalan Layang MBZ Diklaim Mampu Pangkas 60% Waktu Perjalanan, Ini Faktanya

calender14-03-2024
clock12:00

UCauction, Jakarta - Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) yang membentang sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dikelola PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) merupakan jalur alternatif yang bisa dilalui oleh masyarakat yang ingin berpergian ke wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur dari Jakarta.

Jalan Layang MBZ sendiri terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dikelola PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT). Kehadiran layang MBZ sendiri diklaim mampu memangkas waktu perjalanan lebih dari 60 persen.

Adapun persentase efisiensi waktu lebih dari 60 persen itu, berdasarkan hitungan dalam kondisi lalu lintas (lalin) normal menggunakan aplikasi peta digital dengan simulasi. Jika pengguna jalan tol berkendara dari Interchange Cawang, selanjutnya melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan melanjutkan perjalanan via Jalan Layang MBZ menuju Purwakarta.

Persentase efisiensi waktu lebih dari 60 persen berdasarkan hitungan dalam kondisi lalu lintas normal menggunakan aplikasi peta digital dengan simulasi jika pengguna jalan tol berkendara dari Interchange Cawang kemudian menggunakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan melanjutkan perjalanan melalui Jalan Layang MBZ menuju Purwakarta.

Menurut perhitungan pihak Jasa Marga, pengguna jalan akan menempuh perjalanan menuju Purwakarta dengna jarak sekira 87,7 km akan memakan waktu 1 jam 7 menit. Bila dibandingkan perjalanan menuju Purwakarta tanpa tol, maka pengendara akan menempuh jarak 98,1 Km via Jalan Pantura dengan waktu tempuh hingga 3 jam 2 menit. 

Dari situlah dibuktikan penghematan waktu perjalanan yang cukup signifikan, bahkan lebih dari 60 persen. Perbandingan jarak dan waktu tempuh tidak hanya lewat Jalan Pantura saja. 

Namun dalam pelayanannya, Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang terintegrasi dengan Jalan Layang MBZ menjadi solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan, sehingga dapat mengembalikan manfaat Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang lebih efisien, bagi penggunanya baik untuk pengguna jalan jarak dekat maupun pengguna jalan jarak jauh. 

Baca juga: Kelelahan Saat Mudik? Bisa Manfaatkan Hotel di Tol Trans Jawa

Dilihat dari infrastrukturnya, Jalan Layang MBZ sepanjang 38 Km yang membentang dari KM 10 hingga KM 48 ini menyediakan 2 lajur ditambah bahu jalan di kedua sisinya, baik arah Jakarta maupun arah Cikampek.   

Direktur Bisnis PT JTT, Pratomo Bimawan Putra, menyampaikan hitungan Volume per Kapasitas jalan (V/C ratio) dalam kondisi lalu lintas puncak arus mudik Lebaran pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek. 

Ia menerangkan, jika dilihat dari sisi V/C ratio atau hitungan jumlah kendaraan pada satu segmen jalan dalam satu waktu dibandingkan dengan kapasitas jalan, di Tahun 2019, untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek mencapai 0,59 dengan kecepatan tempuh rata-rata sekitar 39,83 km/jam.

"Data V/C ratio Jalan Tol Jakarta-Cikampek di Tahun 2023 tercatat sebesar 0,71. Peningkatan tersebut terjadi dengan catatan walaupun terdapat peningkatan volume lalu lintas yang signifikan pada puncak arus mudik Lebaran 2023, yaitu meningkat sebesar 21,3 persen dari tahun 2019, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan adalah contra flow sehingga Jalan Tol Jakarta-Cikampek tetap dapat melayani arus lalu lintas dari Bandung ke arah Jakarta," jelas Bima.

Bima juga menjelaskan, "Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2022 yang memberlakukan rekayasa lalu lintas one way. Pengoperasian terintegrasi dengan Jalan Layang MBZ juga terbukti berhasil menambah laju kecepatan kendaraan menjadi 47,81 km/jam".

Penyesuaian Tarif Tol Layang MBZ


Per tanggal 9 Maret 2024 lalu, penyesuaian tarif integrasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang MBZ resmi diberlakukan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 250/KPTS/M/2024 tanggal 2 Februari 2024 tentang Penyesuaian Tarif Integrasi Pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Penyesuaian tarif ini akan digunakan perusahaan untuk mendukung peningkatan pelayanan operasional dan pemeliharaan jalan tol.

Menilik populasi kendaraan beredar di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang menjadi jalur utama pergerakan bisnis penghubung daerah perkotaan dan kawasan industri Jawa Barat, sepanjang Tahun 2023 tercatat sebanyak 82,3% kendaraan Golongan I melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan sisanya sebanyak 17,7 persen kendaraan non Golongan I atau sejenis truk industri.

Bimawan juga menyebut, jumlah kendaraan non Golongan I yang melewati di Jalan Tol Jakarta-Cikampek atau sekitar 29,3 juta kendaraan truk secara langsung dapat mempengaruhi tingkat ketahanan lapisan infrastruktur jalan tol. Ditambah dengan muatan kendaraan berlebih yang turut menyumbang percepatan kerusakan jalan.

Tercatat sejak dilaksanakan penertiban Operasi Over Dimension Over Load (ODOL) oleh petugas gabungan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kepolisian, serta PT JTT di Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada Tahun 2019 hingga 2023, rata-rata jumlah kendaraan dalam kondisi overload sebanyak 37,6 persen dari total kendaraan terjaring. 

Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan perusahaan untuk terus mengupayakan peniadaan kendaraan ODOL yang sejalan dengan upaya peningkatan layanan jalan tol untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pelanggannya. 

Baca juga: Meminimalkan Risiko Bahaya Ketika Melintas di Jalan Tol Layang MBZ

“Di tengah hiruk pikuk lalu lintas kendaraan pada jalur bisnis urat nadi penghubung wilayah Trans Jawa yang menjadi jalur favorit pengguna jalan serta lokasi dari berbagai proyek infrastruktur Pemerintah di koridor Jakarta-Cikampek seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, LRT Jabotabek, Jalan Tol Cibitung-Cilincing hingga Jalan Layang MBZ di beberapa tahun terakhir,” tuntas Bima.

Upaya peningkatan pelayanan lalu lintas yang telah dilakukan PT JTT, turut memperhitungkan mitigasi risiko, khususnya yang berpotensi mengganggu arus lalu lintas kendaraan.

(Deni)